Gaya Hidup Penyebab Penyakit Kronis Mematikan

Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Bahkan, proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7 persen pada tahun 1995 menjadi 49,9 persen pada tahun 2001, dan 59,5 persen pada tahun 2007.
Di dunia, setiap tahun PTM menjadi penyebab lebih dari 36 juta kematian atau 63 persen kematian di seluruh dunia. Seperempat dari jumlah tersebut atau sekitar 9 juta orang merupakan kematian dini di bawah usia 60 tahun yang sebenarnya dapat dihindari. Dan, terdapat 80 persen diantaranya yang berasal dari negara berkembang yang tidak menyediakan perlindungan cukup bagi masyarakat termasuk Indonesia.


Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih menjelaskan pada saat membuka Temu Nasional Strategi Kemitranaan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dalam Penguatan Sistem Kesehatan pada Era Desentralisasi, di Jakarta, Kamis 18 Agustus 2011, bahwa penyebab kematian tertinggi adalah akibat stroke (15,4 persen), yang disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis.

“Menurut data Riskesdas 2007, stroke tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga di pedesaan. Kematian masyarakat perkotaan akibat stroke pada kelompok usia 45-57 tahun adalah sebesar 15,9 persen, sedangkan di pedesaan adalah 11,5 persen,” ujarnya.

Penyebab terjadinya PTM sangat berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, minum minuman beralkohol, obesitas, dan kurang berolahraga. Riskesdas 2007 melaporkan bahwa terdapat 34,7 persen penduduk usia 15 tahun ke atas yang merokok setiap hari, 93,6 persen tidak mengonsumsi buah dan sayuran, serta 38,2 persen masyarakat kurang melakukan olahraga.

Banyaknya angka kematian akibat PTM di negara berkembang juga dipicu dengan mahalnya biaya pengobatan. Oleh karena itu, Menkes juga mengatakan bahwa peningkatan PTM juga berdampak negatif pada ekonomi dan produktivitas bangsa. “Beberapa PTM adalah penyakit yang memerlukan biaya pengobatan yang besar dan waktu yang lama,” ia menambahkan.

Menurut WHO, ada beberapa solusi yang dapat menekan angka penderita PTM, seperti:
1. Solusi berbiaya rendah dari untuk menurunkan tingkat paparan individu dan populasi di negara-negara berkembang terhadap faktor risiko umum.
2. Pengendalian PTM secara umum yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan pembangunan ekonomi melalui pencegahan dan pengendalian PTM di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
3. Pengendalian Tembakau dengan melakukan upaya anti tembakau global yang didasari pada WHO Framework Convention on Tobacco Control. Upaya ini mencakup penerapan pajak dan kebijakan harga produk tembakau untuk menekan konsumsi, dan melarang atau memperketat penjualan dan impor.
4. Penerapan Startegi Global WHO untuk pola makan, olahraga dan kesehatan yang bertujuan untuk mempromosikan dan melindungi kesehatan dengan menggerakkan masyarakat untuk menekan jumlah kematian akibat pola makan yang salah dan kurangnya olahraga.
5. Pengendalian konsumsi Alkohol berlebihan dengan menerapkan Strategi Global WHO untuk menekan penggunaan alkohol seperti pemberlakuan pajak.
Bagi Menkes, hal tersebut akan menjadi sia-sia jika tidak didukung oleh seluruh jajaran lintas sektor Pemerintah, Swasta, Organisasi, Profesi, Organisasi kemasyarakatan dan seluruh lapisan masyarakat.
Karena itulah Temu Nasional Strategi Kemitranaan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dalam Penguatan Sistem Kesehatan pada Era Desentralisasi diadakan guna menjalin kerjasama pemerintah pusat dan daerah, dengan organisasi-organisasi non pemerintah seperti profesi, LSM, swasta dan organisasi di bawah PBB.

Tidak hanya itu, pertemuan ini juga merupakan pertemuan mencari solusi yang akan diberikan saat Pertemuan Tingkat Tinggi PBB untuk pencegahan dan pengendalian PTM pada 19-20 September 2011 di New York, Amerika Serikat. (eh)

• VIVAnews
Previous
This is the oldest page
Thanks for your comment

Social Media