Seorang Guru Kehidupan- IBUku

Ibuku lahir sebagai seorang perempuan cantik yang suatu hari memiliki suami dan 7 orang anak dengan profesi sebagai seorang guru di tingkat sekolah dasar.
Karakternya unik. Ia terlahir sebagai perempuan menarik dengan rambut panjang dan tubuh langsing yang memikat mata. Meski demikian ia sangat keras dan tegas, terbukti dari setiap kata yang keluar dari bibirnya. Pernyataannya yang cenderung tegas membuatnya agak terkucil di antara kakak-kakaknya yang 4 orang dan semuanya perempuan. Ibuku menjadi anak bungsu yang berbeda dengan sifat keras penuh cita-cita dan menjadi kebanggaan orang tuanya.



Ketika ia menjadi ibuku, aku mengenalnya saat ia berusia 36 tahun. Itu adalah usia yang akan kualami tahun depan. Dengan 5 orang anak yaitu kakak-kakakku sebelumnya sudah dapat kubayangkan betapa dewasanya ia pasti saat itu. Dan aku tentu tak ingat lagi apa saja kegiatanku pada tahun-tahun sebelum usiaku 5 tahun saat pertama masuk sekolah dasar.
Sebagai anak ke-6 yang hidup dalam keramaian rumah, aku melihat ibuku sebagai seorang yang sangat kusegani dan terus terang ditakuti. Apapun yang beliau ucapkan menjadi semacam sabda yang harus didengarkan dengan seksama. Perintah, larangan, anjuran, begitu tegas ia ucapkan. Dengan jumlah anak yang begitu banyak dan hanya 2 pembantu di rumah otomatis kakak ketigaku turun tangan juga dalam menjagaku.

Ibu, meski memiliki 2 orang pembantu tak pernah bangun di atas jam 5 subuh. Pagi-pagi beliau memasak air untuk dimasukkan ke dalam termos air panas, lalu mandi berlama-lama dan selesainya sholat Subuh. Yang paling kuingat saat masa-masa kuliah dulu, ibuku selalu membangunkanku pada pukul 6, dan aku segera mandi. Di saat yang sama ia membangunkan ayahku untuk mandi juga karena pada pukul 7 aku diantar oleh ayah untuk berangkat ke kampus. Sebenarnya aku mulai kelas jam 8 pagi tapi karena ayahku masuk kantor jam 8 juga maka beliau mengantarku terlebih dahulu.
Ibuku memang tak memasak untuk kami setiap hari, beliau hanya memerintahkan untuk berbelanja bahan makanan yang dia tentukan, menentukan menu, lalu berangkat kerja. Jam 1 siang ibu pulang untuk tidur siang, setelah itu barulah beliau bangun untuk masak atau pergi ke kegiatannya yang lain, mengaji, acara ibu-ibu di kelurahan, dan entah apa lagi kegiatannya dari sekolah tapi tak pernah pulang telat. Sebelum adzan magrib beliau pasti sudah pulang, mandi, sholat Magrib, makan malam dan duduk manis di ruang keluarga. Kadang ia sibuk menyiapkan bahan ajaran, kadang sibuk dengan jahitan, atau membuat puisi dan cerita untuk kelasnya.

Aku selalu menjadi tangan kanan ibuku dalam dokumentasi kegiatan sekolah. Aku menyusun daftar siswanya dari kelas 1-6, memegang daftar nilai siswa yang ia pegang kelasnya, menulis kurikulum pengajaran, membuat soal ujian dan memeriksanya, mengisi buku rapor dan lainnya. Ibu selalu mengandalkan aku juga untuk menjadi pengingat dimana saja ia menyimpan dokumen yang berhubungan dengan pekerjaannya.

Pemikiran ibuku terhadap masa depan sangat cermat dan teratur. Ia menabung untuk pendidikan ketujuh anak-anaknya, membeli 7 rumah untuk diwariskan kepada semua anaknya dan berorientasi bisnis. Sosoknya yang tegas didampingi ayahku yang humoris sangat serasi menghiasi rumah.
Meski begitu, ibu memiliki perasaan yang sangat halus. Ketika anaknya berbicara agak keras padanya, mata ibu langsung berkaca-kaca. “Jangan pernah menyakiti perasaan ibumu”, kata ayahku suatu hari. Dan aku selalu ingat itu.
Aku belajar banyak hal dari ibu, aktif berorganisasi, cepat mengambil keputusan saat dibutuhkan, tegas, punya pendirian, tak boleh mengeluh meski sakit, namun selalu memberi perhatian dan kasih sayang.

Betapa beruntung aku dan keenam saudaraku memiliki darah ibu dan ayah yang mengalir dalam diri kami. Betapa bahagia karena mendapatkan cinta mereka hingga saat ini meski terpisah.
Semoga ibu bersama ayah selalu mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Selamat ulang tahun ya, Bu dan Selamat Hari Ibu dari anakmu yang saat ini berusaha menjadi ibu yang baik.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment

Social Media